Kamis, 16 Februari 2012

Sajak Tangisan

Bumi menangis…..
Bumi meradang menghitam
Akibat perintahnya terabaikan
Air mata begitu keruh
Dengan darah kekecewaan
Sungguh bumi, menangis sejadi-jadinya
Memuntahkan semua kecewa
Kepada nas mulia yang telah berdusta
Bukannya tikus-tikus rakus
Bukannya tikus-tikus jalang yang terkena imbasnya
Tapi…….
Nyatanya rakyat jelata ikut merasa juga
Bumi menangis
Ratap pilu kelabu
Siapa yang pantas menghentikanya?
Ku tak tahu…..
Disini ku hanya bisa berdoa sambil berharap
Agar tangisan segera berhenti
Namun ………….
Lihatlah, kini mereka kian terbelenggu
Tertimbun diatas kekuasaan
Mereka menjerit tiada bersuara
Mereka berontak tiada berdaya
Hanya mampu meratapi tangisan bumi
Air mata merah bagaikan keringat darah
Meradang memendam benci dihati
Sambil mencari celah cahaya ……
Mereka mencoba mencari jalan pijakan
Hanya rintih pilu kelu
Teman dikala kegelapan meraja
Dalam kegelapan …..
Pengorbanan seakan terhenti
Tergambar betapa busuknya sang bapa yang berkuasa
Tiada memberi napas kepada kami jelata yang terlunta
Bapa …………
Sadarkah engkau telah menguliti hati jelata
Dimanakah kau taruh hati ras Adammu
Nyata semua…………………
Hilang sirna demi kepuasan napsu duniawimu
Dunia oh duniamu
Dunia yang kau puja-puja bagaikan surga
Ingat………..
Belum tentu akhirat
Wahai bapa KAU kan slamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar