Namaku Aldi Dwi kusuma, aku adalah anak kedua dari dua bersaudara, kakakku bernama Rima, dan kedua orang tuaku sangat baik kepdaku bahkan sangat perhatian kepada kami berdua karena kami adalah anak laki-laki dan perempuan satu-satunya itu membut rasa kasih sayang sama-sama kami rasakan. Meski terkadang aku selalu cemburu melihat kakakku yang wanita slalu dimanja. Tetapi aku slalu berpikir positif agar semua baik-baik seperti hari-hari biasanya.
Cerita ini dimula ketika aku baru pindah rumah, ketika aku sedang berjalan-jalan disekitar lingkungan rumah baruku itu secara tidak sengaja aku melihat perempuan yang begitu cantik hingga membuat mataku berbinar, saking terpesonanya sampai-sampai aku tidak tahu apa yang aku injak ternyata kulit pisang yang pada akhirnya membuat aku terjatuh tersungkur mencium tanah. Rasa malu bercampur sakit aku rasakan, dalam hati berkata mau nangis aku lelaki apalagi didepan seorang perempuan gengsilah masa ada laki-laki cengeng, dengan melanjutkan jalan sambil menahan rasa sakit tidak disangka dia tersenyum kepadaku itu membuat ku bahagia hingga rasa sakit ku hilang seketika, akhinya aku sampai dirumah dan aku termenung masih mengingat pertemuan singkat itu senyum manisnya membuat aku slalu ingat dan ingin slalu melihat bahkan memikirkan dia sampai-sampai ku mimpikannya, tapi ada satu hal yang membuatku masih penasaran aku, belum tahu siapa namanya…………
Keesokan harinya aku bersiap untuk pergi kesekolah baruku, sekolahku yang baru adalah di SMA 2 Bandung tempatnya memang sedikit jauh tidak cukup hanya dengan jalan kaki harus menggunakan kendaraan ataupun speda jika mengguakan kendaraan roda empat dan dua waktu yang perlukan hanya 20 menit sedangkan jika mengguanakan sepeda bisa setengah jam atau lebih. Begitulah gambaran perjalanan dari rumah baruku menuju sekolah baruku. Pagi itu, dengan semangat baru aku masih penasaran siapa nama wanita yang kemarin aku lihat, dengan bergegas masuk mobil aku masih membayangkan wajah dia sampai-sampai aku tidak sadar sudah sampai disekolah baruku itu, sungguh cepat padahal rumah dengan sekolah baruku itu lumayan begitu jauh, berarti tadi aku melamun lama sampai tidak menyadarinya “senyumku dalam hati”. Dengan langkah malu-malu aku masuk kedalam kelas waktu itu aku belum mau melihat semua orang didalam kelas dan mukaku aku tundukan kebawah dan ketika hendak memperkenalkan nama aku coba tenang dan perlahan aku tatap mata semua orang yang ada dikelas itu, setelah aku menengol kedepan, kekiri dan ketika aku menengok ke sebelah kanan ternyata aku melihat perempuan itu lagi tidak disangka-sangka dia juga bersekolah disini alangkah senangnya hatiku karena ku tahu dia juga sekelas denganku pikirku “Tuhan memang maha adil, dia tahu apa yang diinginkan hambanya”. Tersipulah aku. Setelah memperkenlkan diri aku dipersilahkan duduk oleh ibu guru yang lebih mengembirakan lagi aku duduk di belakang perempuan itu dan untuk yang kedua kalinya dia tersenyum kepadaku. Membuat mukaku memerah, tapi rasa penasaranku semakin berambah karena aku belum mengetahui siapa namanya. Aku mau mendekat malu, gerogi dan tidak percaya diri maklum aku seorang lelaki pemalu. Waktu istirahat telah tiba. Pada waktu itu, ketika mau berjalan menuju kanovi (kantin) tidak sengaja aku melihat percakapan temannya memanggil namanya dia.
Temannya : Put, tunggu ini buku mu aku kembalikan,
Putri : Owh, iya,
Temannya : Maav, bukunya baru aku kembalikan hari ini. Kemarin-kemarin slalu lupa. Dan terimkasih atas bantuannya.
Putri : Iya, sama-sama.
Dari percakapan tesebut barulah aku mengetahui siapa nama perempuan tersebut ternyata namanya “Putri” nama yang bagus dan secantik, seperti orangnya.
Sekolah pun akhirnya bubaran, ketika aku hendak pulang aku tidak sengaja melihat dia sedang duduk di depan gerbang sekolah dengan langkah perlahan aku memberanikan diri untuk menyapa dan sedikit mengobrol.
Aldi : Hai”! kamu lagi nunggu siapa”?
Putri : Hai juga”! lagi nunggu jemputan, owh iya namamu Aldi ya?
Aldi : Iya ko bisa tahu, pasti nama kamu Putri kan?
Putri : Ko tahu”?
Aldi :Tahulah, kan kamu cantik, secantik orangnya lagi masa laki-laki tidak mengenalmu apalagi berteman denganmu,”?“dengan sedikit tersenyum”
Putri : Bisa aja kamu Al. orangnya “Ketika sedang asik berbincang datanglah seorang laki-laki yang akan menjemput Putri, ternyata dia adalah pacar putri”
Putri : Al duluan ya pacarku udah udah datang.
Aldi : Iya put, hati-hati, salam kenal aja” Dengan rasa percaya tidak percaya ternyata dia telah ada yang punya, sungguh hancur hatiku”
Pertemuan itu tidak lama tetapi begitu berkesan untuk aku karena baru pertama aku berbincang dengannya perasaan senang meskipun dengan gerak tubuku yang setikit kaku tapi semua tidak masalah karena semua tertepis ketika aku sudah berbincang-bincang dengannya dan rasanya nyaman seperti sudah mengenal lama. Hanya sayang dalam pretemuan pertama itu aku sedikit kecewa karena dia telah memiliki pacar, sungguh sedih hatiku tetapi tidak apalah yang penting waktu masih panjang aku masih anak SMA kelas 1 dan aku teguhkan dan berkata “Perjuangan Baru Dimulai”. Peremuan itu teramat singkat dan begitu berkesan meskipun ku merasa sedikit kecewa karena dia telah mempunyai seorang pacar.
Keesokan harinya, aku berangkat menggunakan sepeda ontel karena aku merasa malu jika terus-terusan diantarakan sama supir aku sudah remaja dan bukan anak kecil lagi yang harus dikawal oleh supirku kesekolah. Ketika aku sedang menggenjot sepeda ontelku aku terhenti sejenak siapa dia, dan akhirnya aku menghampirinya ternyata dia adalah Putri yang sedang menunggu jemputan pacarnya. Tetapi setelah aku sampai disana ternyata pacarnya menelepon bahwa dia tidak bisa menjemputnya, sontak seketika itu dalam hatiku, ini kesempatan untuk mendekatinya. Dan pada waktu itu aku mengajak dia untuk bareng berangkat bersama kesekolah dengan dia dibonceng dibelakangku. Seketika itu hatiku senang karena perempuan yang aku impikan berada didekatku.
Tibalah aku di sekolah dengan perasaan senang tidak tertahankan, bahkan lebih senang dari mendapatkan undian lotre sekalipun. lebih mengagetkan Putri itu adalah seorang ketua osis di SMA itu. Sungguh terkejutlah aku “Didalam hati berkata ternyata aku menyukai ketua osisnya”. Sebari tersenyum dalam hati. Hingga lama kelamaan aku pun setiap pagi selalu bersama menuju sekolah dengan dia. Dari sinilah pacarnya Putri menjadi marah dan naik darah melihat kedekatan kita berdua. Usut punya usut menurut salah satu temannya. Dia itu merasa terkekang oleh pacarnya bahkan pacarnya begitu tega memukul ataupun mencaci dia dengan hal-hal yang sepele. Mendengar berita itu aku merasa prihatin dan ingin sekali memukul wajah pacarnya. Hingga sewaktu ketika pertengkaran besar itu terjadi hanya karena rasa cemburu pacarnya yang berlebihan membuat hubungan mereka menjadi tambah runyam dan pada akhirnya dia diputuskan pacarnya. Setelah mendengar dia putus dengan pacarnya aku pun ikut sedih dan terus menyemangatinya, dan satu sisi aku pun bahagia karena aku bisa leluasa mendekatinya. Dari situlah awal aku menjadi lebih dekat dengan dia, hari demi hari telah terlewati kedekatan aku dan dia sedikit terusik karena pertingkah mantan pacanya yang tidak suka melihat kami selalu berdua, hingga suatu ketika aku didatangi oleh mantan pacarnya dan tanpa basa basi aku dipukul bahkan dikeroyok sampai-sampai pelipis mataku yang sebelah kiri robek dan tersungkurlah aku ketanah.
Dari kejadian itu kedekatan kita berdua bukan semakin merenggang malah semakin dekat membuat aku seperti mendapatkan ratunya obat karena adanya dia di sampingku membuat aku lebih sehat dan baikan tetapi di satu sisi sakit itu tetap ada. Hingga suatu ketika aku sembuh dan kembali bersekolah seperti biasa bersama dia berangkat dan pulang dan tibalah waktu itu dimana hari aku memutuskan untuk menembak dengan bicaraku yang sedikit kaku sambil memegang tangannya aku mengatakan cinta kepadanya dan ketika itu suasana jalan menuju rumah begitu hening tetapi aku tidak mempedulikannya yang aku pedulikan hanyalah jawaban iya atau tidak yang terlontar dari mulutnya dan tidak disangka dia terdiam hingga melepskan tangannya dariku kemudian berlari menuju taman di sebelah kananku dan aku mengejarnya tetapi ditaman tersebut dia membelakangi aku. Itu yang membuat aku sedikit pesimis takut dia berubah apalagi tidak terima semua ketakutan dan kegelisahanku semakin membeludak tetapi semua tertepis ketika dia membalikan badan dan berkata iya aku mau jadi pacarmu sontak seketika itu dunia berasa milik aku dan dia sampai-sampai speda ontelku aku angat keatas langit saking bahagianya. Dan disinilah awal kebahagiaan dan penderitaanku…………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar