Rabu, 22 Februari 2012

Tiga Anak Ditinggal Rantau


Sepi menusuk tiga anak menderita
Ditinggal kedua orang tua
Rumah slalu sepi hening tak ada canda
Tak ada penyokong rumah bak neraka

Tiga anak slalu menangis
Meronta-ronta didalam dada
Berharap keajaiban datang
Keduanya agar cepat pulang

Bayang Dimensi


Ku terjebak dalam ruang
Bergelut dengan waktu
Hingga hatiku terpenjara
Hati didalam menjerit meronta-ronta

Sungguh pilu dunia yang ku pijak ini
Panas dengan tikus-tikus kecil yang mencari sensasi
Hingga mereka lupa apa dan siapa
Lupa ingatan demi kepuasan

Katanya mencari ketenangan
Itu kata mereka
Karena beban dan masalah yang menjerat
Mereka rela berbuat dan nekad.

Benteng Aku Lelah


Mungkin angan-angan
Untuk bersanding bersamamu
Semakin hari semakin menipis
Karena benteng didepan tak mau hilang

Walau asaku melangit
Namun benteng terus mnghapit dan menjepit
Hingga rasa dalam asaku
Perlahan redup Gundah nian tak menentu

Kini......
Aku bagai orang hilang arah
Satu kali melangkah
Benteng dua kali mendahuluiku lagi
Hingga napas ku tersedap sedu. Top of Form

Menentukan Arah


Tak tau apa yang harus aku laku
Melangkah takut salah arah
Diam pun aku termangu
Hingga dia sakit karena ku

Bagaimana aku harus bersikap dan berpikir 
Menentukan langkah agar tak salah langkah
Karena aku tak mau membuat kau terluka lagi
Karena sikapku yang terus begini.

Satu Nama Dia dihatiku (Namun tak Ku Sebut Namanya)


. .....melihatmu tersenyum
Membut hatiku cerah berbinar
Melihat tawa dan mendengar suaramu
Membuatku melupakan segala resah gundah didada

Yang paling membuatku bahagia
Adalah hal yang juga membuatmu bahagia

Tetaplah selalu terseyum
Karena senyummu kebahagiaanku dimalam
Pewarna penyempurna segala dunia yang ku punya
Walaupun ku tahu kita tak bisa bersatu

Tetapi aku akan selalu....
Berusaha untuk membuatmu bahagia dan tersenyum
Slalu tersenyum saat kau berada didekapku.....

Hampa Nan Kesepian


Malam sepi merasuk hati
Gundah melanda sepi setia
Kehampaan itu bencana
Kesepian itu derita

Harap Dalam Penantian


Ingin aku rasanya memilkimu
Membawamu ke alam nirvana
Tuk temani disetiap deru napas nan langkahku
Namun aku sadar dalam saat ini aku tidak berhak
Karena aku tahu kau belum sepenuhnya kumiliki
Meski kita saling mempunyai rasa
Sadarku.......
Karena kau masih punya dia kekasihmu
Karna aku tahu aku ini hanya orang ke tiga dari kisah mu
Tetapi meskipun begtu
Aku akan menunggumu dan bertahan
Sampai titik penghabisan nyawa ini
Demi rasa ku pertaruhkan kepercayaan hati kepadamu

Didalam Mimpi


Lama ku tertidur
Bermimpi aneh tak biasa
Dalam mimpiku itu terlihat
Sosok sang putih berpakaian putih sudah tua renta
Dia melihatku tangannya melambai sambil menunjuk kearahku
Ku lihat kearah wajahnya tak bermuka
Terlihat samar namun terus melambai nan menunjuk
Sontak ku kejar, aneh dia terasa dekat namun semakin menjauh
Semakin tak terlihat diujung mata ini
Hingga ku lelah ku tersadar nan terbangun dari mimpi aneh ku ini
Dalam benak ini hanya mimpi belaka namun hati slalu bertanya
Sosok tua renta didalam mimpi siapa dia
Mungkinkah ini suatu pertanda
Ataukah hanya sekedar gambaran kecemasan
Didalam hatiku semata........
Ku masih tak tahu
Tak mengerti
Hingga akhirnya mimpi itu berakhir
Mataku terbuka kulihat jendela senja telah tiba
Namunn hati terus bertanya-tanya..........

Adinda


Indah wajahmu slalu terbayang
Disetiap langkah bapas hidupku
Tak jemu-jemu aku memikirkanmu
Hingga terbawa kedalam mimpiku

Senyummu itu tenangkan hatiku
Segarkan mata warnai duniaku
Jauh terbayang jauh ku tatap
Karna kaulah duniaku sempurna

Kau Adinda ku
Yang aku puja
Yang aku cinta
Yang aku sayang
Hanya dirimu
Dalam pikirku
Dalam hatiku

Duhai Adinda
Mengertilah aku
Pahamilah aku
Keinginanku

Bahwaku sangat
Mencintaimu, Menyayangimu

Pagi Untuk Cahaya Hati


Ketika mentari menyapa
Cahayanya begitu hangat ku rasa
Sambil duduk termenung ditmanai secangkit teh
ku menunggu kabar dengan sabar 

Namun kabarpun tak kunjung tiba
Buat pikirku slalu berprasangka mengada
Namun didalam hati aku percaya dia setia
Itu membuatku agak sedikit lega tak berprasangka

Lama ku menunggu nan terdiam
Bola panas yang bundar yang terus berputar
Membayangiku diatas kepala tak henti
Hingga tak terasa teh pun habis

Hingga...... 
Hilang prasangka 
Dihatiku lega seluas semesta
Kini pikirku positif
Jalan terbaik dari segala cara
Kini doaku ku panjat
Semoga dia sehat dan baik slalu
Distiap waktu yang terbatas tempat 

Satu Yang Benar Seribu Yang Salah


Semua terjadi sperti angin lalu
Si kancil menang si kura-kura merana
Berkuasa bersmbunyi dibalik nur ilahi
Benar diakata salah selalu dibenar'kan
Mereka pikir merka penguasa bijak
Kenyata berbalik kata"
Ucap meraka hanya dikata bukan dipakta.
Didepan memelas dibelakang menguras
Dia yang diatas tidur pulas
Dia yang dibawah.
Hidup terlunta-lunta mati berdiri
Itulah gambaran kehidupan yang ada disekitar kita
Berawal dari hal kecil menjadi besar.

Senja Bersyukur


Senja sinar bola mengilang 
Menghadirkan sejuta canda dan tawa
Terbawa hilang bersama senja
Berbuah mega terlukis indah

Dibalik semua ada kisah
Cerita terang dikala hilang 
Ketika semua pulang kerimba
Semua senang karena senja telah hilang 

Kini senja hilang sementara
Terganti malam bertemankan bulan dan bintang seadanya
Tapakuri dan syukuri......
Semua telah diatur kita hanya bisa berdoa dan berusaha
Terimalah yang ada dan Syukuri jika telah diberi. 

Berlalu Masih Bisa Berdiri


Hidup ini ........
Dimana terkadang cerita tak selamanya berkawan
Berjalan sesuai dengan semua harapan rangkulan tangan
Disaat mulai menemukan titik terang
Gelap yang dulu menemani teracuhkan
Dan dikala titik terang sudah menjauh 
Nan gelap menaungi sanubari ini 
Dia kembali merangkul gelap

Penuh cerita bahagia berbalut duka
Semua ada dalam cerita dunia fatamorgana
Hancur berantakan semua tak tersisa
Bila kita turutkan nafsu ranjau kita
Namun bebaslah bak burung
Namun jangan terlalu berharap bisa terbang ke Bulan
Bisa .....
Bila ku mampu
Pasti ku bisa bila berusaha
Cepat berpikir dan berbuat
Terhenti bukan satu tujuan akhir
Beridiri Teman Pasti Kau Bisa.

Cukup


Dulu ku masih bisa bersabar
Tak ku tanggapi demi rasa ini
Namun jika kemamuanmu itu
Maap jika kau selalu mengungkit masalalu
Aku tak sudi karena itu buatku terjatuh
Kau yang menegurku jika ku tak mengenakanmu
Hingga ku slalu ucapkan kata maap hingga berulang
Tapi nyatanya dibelakangku kau masih menyimpan lagam lama
Sungguh sakit....
Sungguh perih....
Dan sungguh pilu hatiku saat ini melihat kata-katamu itu
Mungkin aku tak berhak berujar begini
Tepi kata-katamu itu yang memebuatku percaya
Hingga beribu harap ku taruh untukmu semua
Saking lelah menaruh hati selalu salah
Namun semua telah terkuak dengan kata-katamu itu aku bisa mengerti
Meskipun sedikit telah tergambar jalan pikirmu yang slalu menyimpan lagam lama
Lalu kini apa artinya cinta kita
Jika kau masih menyimpan lagam lama

Tetapi jika kau masih setia pada rasa cinta kita
Aku mohon jangan ungkit lagam lama dihadapku
Simpanlah lagam lama itu
Jika kau masih mengenang dia berarti kau masih cinta dia
Dan berarti kau jadikan aku sebagai pelampiasan hatimu saja
Namun....
Aku bisa mengerti perasaanmu
Tetapi hargailah perasaan ku juga

Jika kau banar cinta kepadaku
Sambut aku lupakan yang lama
Biarlah dia menjadi cahaya
Penerang jalanmu dihadapan
Dan.....
Jadikanlah sebagai pijakan kedepan
Kini Permohonanku...
Jangan selalu mengungkit yang terlah berlalu dan berharap yang lalu
Tetapi sambutlah aku dengan tulus dari segenap hatimu 
Yang kini ada dihatimu
Karena jujur aku sungguh cinta nan sayang kamu
Meski tak ku beri dengan tingkah
Tapi tunggu waktu......
Namun kata-kataku mengisaratkan semua
Kesungguhan perasaanku ini.

Permintaan Malam


Tengah malam ku terdiam terpejam
Menundukan kepala sambil berdoa didalam dada
Salalu ku kuterjaga untuknya
Harapku selalu ada di setiap doa yang kupanjatkan

Didalam pikirku asaku ada 
Sebercak hal yang ku harap bisa terjadi dialam nyata
Hingga harapku untuknya semoga tak sia-sia
Bagaikan sebuah cerita buanyan didalam mimpi belaka

Semoga tak percuma jerih payahku di malam ini
Jauhkan pandangan fatamorgana dipelpuk mata dia
Hanya satu permintaan hati di malam ini
Didalam dada yang terdalam berjuta asa nan rasa ku curahkan

Tuhan......
Hanya satu permintaanku malam ini

Ku ingin saat-saat dirinya bersamaku
Dia merasakan kebahagiaan dan kenyamanan
Bukan lara yang terpendam menjadi dendam
Bukan jarak yang berujung pemisahan    

Melainkan jika ku ada disisinya
Aku bisa meneranginya
Disaat dia kebingungan 
Mencari titik terang yang dia tinjau

Aku ingin menjadi penolongnya
Disaat dia kesulitan 
Aku ingin menjadi pengobat
Disaat dia kesakitan 
Dan aku ingin menjadi 
Petunjuk disaat dia kebingungan

Dunia Menggila


Dunia kian aneh
Dengan cinta yang terlbalut luka
Cinta sejati seakan tak ada
Dengan sebuah penghianatan meraja

Zaman yang serba berkembang
Dengan nas yang semakin menggila
Tingkah bak setan 
Meski manis namun miris.

Menepi


Gugurlah, usai sudah
Meski cahaya salau menemani
Nur ilahi telah menepi
Penghabisan waktu telah dipelupuk mata

Semangat mendarah diri kian mati
Setelah nur ilahi telah semkin menepi
Cita-cita tinggal cerita angan dimata
Kala mati semua terasa percuma 

Hanya amal jadi penerang jalan
Hanya itu yang bisa........
Harta dan tahta dialam sana tak perguna
Dalam pandangan nur semua tetap sama.

Sajak Penantian


Dalam angan bila menepi
Dalam tempat surya ku menanti
Dalam lamunan bulan ku slalu bermimpi
Dalam semua sisi slalu ku beri 

Berharap bisa bersayap
Menjemput bintang memeluk bulan
Harapan seakan menggila 
Tiada berdaya mimpiku angan dimata

Bila semesta telah ditangan
Entah bumi kan berteman sang cahaya
Meskipun kutahu takan berpeluk
Angan dikalbu slalu melangitkan ku

Asa pekat bumbung menghitam
Ingin bersayap angan terhenti
Bermimpi harap ini bukan tujuan semata
Bahagia itu bisa namun berbeda cara.

Arkeologi Jalanan


Arkeolog jalanan.....
tempatmu berpijak langit nan bumi ini
kau gantungkan harapan demi harapan
ditepian hitam diatas raungan roda nan hirup pikuk nas berjuta

Tengah sang raja cahaya
tiba diujung kepala mencoba merubuhkan menara
memecah belah benda-benda purba menjadi lebih berguna
kau arkeolog sejati lebih dari itu namamu perubah keindahan alam

Mski padangan miris terkdang mencacimu
tetap tegar bagaikan batu karang ditepian pantai
jauh dekat banyak sedikit kau selalu ceria
dibalik semua derita yang kau rasa

namun itu duniamu
hunian yang kau cipta nan kau nikmati.

Menjelang Kedatangannya


Dikala semua sedang terbuta
Dikala semua sedang merasa
Nikmat terpejam nikmat madu belaian
Dikala itu waktu menjelang surya

Gunung masih termenung
Kota masih tetap terbuta
Tak bercahaya sang surya masih diperantaian
Kan datang bila diharapkan kan menghilang bila terhalang

Tak tentu semua masih fatamorgana
Hari depan belum tentu menentu
Masih meraba kemana kan merasa
Jalan tak bercahaya ujung belum menepi

Sang surya telah tiba diperjagaan
Laksanakan tujuan bila kan datang
Selesai hilanglah kenikmatan madu
Terganti sang raja cahaya telah menjemput 
Untuk melanjutkan perantauan duniawi
Ahkir semua berujung ditempat yang telah ditetapkan.

Penghabisan Waktu


Habis sudah waktu ku kini
Penghabisan kian diujung jalan
Hitam kecil terus menggerogoti
Napas bertahan kian melemah

Dera binasa menjerit nas tak berdaya
Akan cepat reduplah nyala dunia
Nas hilang telah berpulang kepangkuan
Nas terhenti akhirlah semua cerita

Setitik hitam pengantar penghabisan
Slalu diacuhkan dan disepelekan
Namun kecil semakin menjadi
Kecil kejam lama membesar

Penghabisan waktu kian nas diujung pintu
Berpulanglah kepangkuan ilahi.......

Pengap Dalam Penantian


Gelap malam sepi
Sesepi kalbu ini
Menunggu dan terus menanti
Akan cinta yang sejati
Hingga satu rasa menepi
Hati yang sepi kini terisi
Hingga tercipta sebuah lagu
Sebuah kata dari dasyatnya sebuah rasa
Dari sebuah jalan yang berliku 
Dari sebuah penantian yang panjang
Indahnya saling memberi dan mengerti
Kian mempererat tali kasih sayang dua sejoli
Antara dua nas yang dicandu asmara
Bahwa cinta kunyakin denganmu sejati

Bukan Sekedar Harapan


Dia........ 
sang putri 
sang bidadari
sang hati
sang pujaan 
sang jiwa 
sang tercinta
sang tersayang 
berasal dari kota kembang

Mencintainya seperti ibu ku 
Jauh di mata dekat dijantung dan urat nadi
Sang segalanya bersal dari kota kembang
Bunga harapan masa depanku dikala berjalan 
Dunia dan matiku.
Hidup yang mempersatukan kebersamaan kita
Dan mati yang memisahkan kita sebentar
Sebelum dipersatukan kembali
Dalam dunia yang abadi.

Ketika Sang Penyair Berpuisi


Angin ku tahu
Ku bukan seorang penyair 
Tetapi ketika ku melihat kedasyatan ciptaanmu
Syariku seakan mengalir menari mengikuti langkah kaki dan senyummu
Saat ku menatapmu kau buatku tak berdaya
Tubuh terasa kelu merahku terbisu
Ingin ku berkata hingga berteriak
Menyebut namamu 
Mengungkap rasa ini
Tapi ku bodohi rasa ini menjadi duri
Rasa ini bukan rasa cinta
Melainkan rasa sakit yang timbul
Sungguh menyiksa nyaliku menciut 
Itu semua karena ingin hati salalu berada didekatmu
Namun ku tahu kini blum bisa
Waktu belum mengijinkan kita untuk bersama
Berlayar memadu rasa.

Maafku Tak Mampu

Ibu ......
Ayah.....
Maafkan aku
Memang aku tak tau diri
Tak tau diuntung
Ku akui aku belum bisa membahagiakan kalian
Malah slalu menyusahkan
Tak bisa meringankan beban kalian

Tetapi 
Aku berjanji
Mulai detik ini 
Mulai hari ini
Sumpahku akan slalu turut dan patut pada perintahmu

Ku yakin perkataan mu
Yang terkadang membuatku seakan dikucilkan
Tapi dibaik semua itu
Kau menyimpan asa untuk mendewasakanku



Sekali lagi 
Maafku yang slalu berpandangan negatif
Maafkan aku oh ibu oh ayah.


Hitam


Kumbang putih tersekat 
Kumbang hitam membelenggunya
Anggapan hitam tak mau hilang
Namun sayang sang putih terasa terkekang

Kumbang hitam benar gila
Udah terbuang masih ingin bercinta
Mengharap putih menolek hitam
Namun sayang sang putih ingin bernahkoda

Miris balada sang hitam
Berharap setelah dibuang putih
Melepas nyawa semua dia coba
Namun sayang sang putih tak kasian juwa

Kini sang hitam....
Masih beruasaha sungguh gila
Sudah terbuang masih nekad juwa
Hingga sang putih risih 
Bingung dibuat gila juwa 

Imaji didalam cerita...
Sang putih dan setengah hati
Anggapan sang hitam masih ada rasa
Namun itu hanya semu belaka

Terlalu berlebih
Membumi langit
Buka salah sang putih semata
Namun sang hitam yang telalu belaga

Ingin membeli darah dengan nyawa
Ingin meregang nyawa demi putih
Teragis bagi sang hitam
Berharap bulan bumi dia telan.

Kata Busuk


Seyuman itu....
Kini sirna termakan waktu
Bayang itu....
Kini telah lari dengan rasanya.
Kemana aku tak tahu
Dalam diam mati terkapar
Tak tahu sang kumbang teryata bertuan
Berbalik kata semanis buaian
Cahaya kini sekerdip lilin
Gundah yang mendera
Bahagia ternyata bencana
Semua seakan meggeronggoti kalbu insani ini.

Dibunuh


Langit menghitam.....
Bumi meradang bergucang
Dara mati dara terkuliti
Hebusan terhenti dara menutup

Awan hitam kian menerkam
Angin berputar semakin menantang
Gemuruh ras menjerit tercekik
Mati terkuliti nyawa terhempas

Dibunuh dalam pengap
Gelap didalam memaki
Ras sirna ras terhempas
Sekilat tak berbekas.

Jika


Jika hanya begini
Takan mungkin begitu
Jika terus begini
Takan ada ujung akhir derita semua

Maka ...
Akhir akan begni begtu
Kembali saling mengerti
Kikis sipat kecil dari sendiri

Awal bersama.......
3/4 tahun keluar bersama juga
Saling kembali saling percaya
Membumi dibelakang didepan melangit

Akhir......
Ayo berpegangan tangan kembali
Satu lidi takan mampu menopang beban
Tetapi jika Seribu lidi seberat apapun beban akan terasa ringan.

Hanya Imaji Dalam Mimpi


Hanya .......
Hanya ada satu penerang
Dikala pagi datang
Hanya ada satu sang surya
Dikala pagi bercahaya
Hanya ada satu bidadari 
Dikala pagi membayangi
Hanya ada satu bumi
Dikala pagi beranjak
Hanya ada satu hati dalam jiwa
Dikala bepijak

Sayap mematah terjatuh
Sayap terkembang terus kan tetap terbang
Tergantung sang pemberi yang merasa
Agar kata dan rasa tak sekedar berangan
Mimpi didalam dunia imaji.

Dekat


Semilir angin dimalam ini
Ditengah barisan prajurit hijau
Sejauh mata memandang
Samar sekat bayang tergambar
Angin kembali Merantau
Bumi menunggu kau kembali

Intan dan bunga memang jauh
Namun dihati wangi semerbak
Menaungi langkah bumi
Bayang temani cahaya

Garut_Bandung Dekat Dihati

Hanya Bilang Hanya


Satu merana
Dua tersiksa
Tiga sirna
Hidup untuk mati
Semua telah terjadi
Berjaji bakti hanya janji
Senyum serapah hanyalah mimpi
Sebuah mimpi dari sejuta cerita
Yang takan pernah bertepi

Burung Antara Hidup Dan Mati


Pertama seakan akhir dunia
Ada cahaya diatas hilang entah kemana
Burung bingung mencari arah haluan
Terasa dingin terus menggerogoti dan menepi

Burung hilang ditengah kegelapan
Masih terus mencari dia kebingungan
Burung bosan mencari cahaya
Tak tau darat mencerca dia

Burung malu tertunduk lesu
Membumi langit akhir terjepit
Namun ada sebercak cahaya harapan
Slalu berkata kau pasti bisa, ini bukan akhir

Burung kembali
Semangat mengakar
Meski telah terjatuh kedalam jurang
Dia percaya cahaya slalu melambai

Burung tersenyum terang merantai
Dengan tangan terkepal sebesar hati
Semangat mengakar mendarah diri
Burung terbang kembali mencari.........

Saksi Kamar Kecil


Disudut kamar ini ku terdiam
Tubuhku terkaku bagaikan bongkahan es
Sepi menjadi pagi menjemput dalam kemelut
Ku masih terdiam kelu terbisu

Secangkir kopi temani pagi buta
Kawan bukan teman kopi itulah teman setia 
Sontak hati mata berkaca.......
Terlihat awan bukan putih menjemput 
Melainkan pekat hitam bayang-bayang kejahatan

Dalam pagi buta besi emas berlari mulus
Dikejauhan samar dia membawa harta
Pagi buta timur meradang 
Bumi merana alam berguncang

Malam Kesakitan


Malam tiada berkawan
Tertegun lemas ratapan malas
Wajah kusut tak berupa
Mata melek dikira ku buta

Malam ini kurasa
Merana sepi tiada bercahaya
Hitam kelam temani malam 
Kini ku lara hatiku berduka
Duduk termangu dalam lamunan 
Dalam kesedihan yang terus mengerogoti tak henti
Mengurung hati terus menyudutkan diri
Seakan teman dalam keheningan itulah kesepian

Tak pernah terpikir oleh ku
Bila kan merasa, rasa dimana
Kesedihan yang mendalam
Menyakitkan itu bagaikan neraka dunia

Tak pernah ku pinta
Namun datang begitu saja
Bahwa rasa yang kini dia tular
Hanyalah kesedihan dan kesakitan
Bukan kebahgaiaan awal jumpa
Namun kesakitan disaat datang perpisahan.

Bukan Berarti ( Kesetian Pengobat)


Mengilang bukan berarti mati
Mati belum tentu mengilang
Selalu terjatuh bukan berbarti menyerah
Meraba jalan menunggu cahaya menyimpan tenaga

Dikala dia terbang, ingat
Daratan menanti kembali
Ketika saat itu tiba
Cahaya siap obati sayap-sayap patahmu

Menunggu dan tetap menanti
Berdoa itu yang dia bisa
Berharap dia kembali
Demi sebuah cahaya dia bersabar.

Asa

Kumbang telah kembali
Dari peratauan duniawi
Meski dulu pernah terhenti
Dijatuhkan kedalam jurang, nyaris mati 

Tapi kini dia datang
Dengan semangt baru
Merah bagaikan darah
Biru bagaikan luas lautan

Disini ada secercak harapan
Dia titipkan pada siang dan malam
Berharap suatu saat nanti
Kan terlihat sang bunga 

Hanya satu pengobat dihati
Penenang dikala sepi menyepi
Berontak dikala terjepit
mampu beridiri saat kau jatuhkan kembali
Kata diatas kata
Pengobat lebih dari obat
"Sebelum bendera hijau terbentang
Perjuangan dan doa belum sepenuhnya sirna".

Mengejar Bayangan


Ada kangen rindu menggebu-gebu
Ada sayang dia tersayang
Namun sayang kasih tak sampai
Melayang merindu bukan merinduku
Ku sayang dia merindu mengejar cinta 
Berharap semua yang lama kan terlupa
Dia menunggu tetap menunggu 
Dengan sabar kepadanya
Sampai diriku hilang 
Benar-banar hilang
Terhapus dia hati dan bayangmu.

Selasa, 21 Februari 2012

KEHIDUPANKU MEMATIKAN IMANKU


Di sebuah kota besar hiduplah sepasang keluarga yang mempunyai anak permpuan yang bernama Irma, Irma adalah anak pertama dan satu-satunya yang mereka miliki, dia begitu pintar disekolahnya dan sangat disayangi oleh kedua orang tuanya bahkan segala sesuatu apapun yang dia inginkan mereka slalu berikan. Dikisahkan keluarga tersebut sangatlah rukun, ramah terhadap tetangga dan lingkungan sekitar, meskipun keduanya sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hingga suatu ketika tragedi menimpa keluarga tersebut dengan terjadinya kecelakaan yang menimpa suaminya, membuat suaminya kehilangan pekerjaan karena dalam kecelakaan tersebut. Suaminya mengalami kelumpuhan total, sehingga secara otomatis yang menjadi tumpuan kehidupan menjadi berubah kekuasan dipegang oleh istirnya. Hal ini yang membuat neraca keuangan keluarga yang tadinya lebih dari cukup kini menjadi kurang dari cukup. Ditambah lagi istrinya yang menjadi merubah setelah tahu suaminya takan sembuh, itu membuat istrinya bosan dan tidak mempedulikan suaminya lagi bahkan oleh istrinya, suaminya dititipkan ke panti asuhan dengan alasan sudah tidak mampu memberikan apa yang dia inginkan hanya menyusahkan dirinya saja.
Aku adalah anak pertama dan satu-satunya. Aku juga seorang mahasiswa di sebuah universitas. Selain jadi seorang mahasiswa dimalam hari propesiku adalah seorang “PELACUR”. Pada malam hari nama asliku hilang dan orang memanggilku “Si Betina Jinak”, terkadang aku bertanya mengapa orang memanggilku dengan julukan itu, tapi mungkin semua julukan berasal dari tubuhku yang bohay bagaikan gitar spayol. Ditambah dengan wajah cantik dan penampilan alami, tidak heran jika julukan itu kusandang. Semuanya bermula dari perceraian kedua orang tuaku, sehingga membuatku harus mencari pekerjaan. Awalnya pekerjaan ini ditawarkan oleh temanku yang bernama Yulis, mungkin dia kasihan melihat keadaanku yang terdesak uang untuk bayar  kuliah, dan kosan. Karena tuntutan kebutuhan akupun mau melakoni propesi ini, meski hati nurani menolak tapi apalah daya ekonomi mendesakku.
Setelah aku menggeluti propesiku yang baru kehidupanku berubah seratuh sembilan puluh derajat. Aku yang dulu pemalu, aku yang dulu slalu alim anti pria dan aku yang dulu anak mamih kini telah menjelma menjadi seseorang yang telah menentang aturanmu. Kemudian setelah aku sepakat untuk bekerja padanya, dia pun segera membuat janji dengan kliennya. Akupun dibawanya kesebuah rumah mewah melebihi istana untuk dipertemukan dengan seorang bapa hidung belang yang bernama Bapak Hadimanto. Panggilanya bapak Hadi begitu ganteng dan maco akupun sampai berdecak melihatnya, disitu kami pun membicarakan harga yang harus  dibayar pada ku. Aku tak terlalu perduli akan hargaku, tapi yang jadi tanya dibenakku senggupkah aku mengerjakannya sedangkan ini adalah  pengalaman pertamaku, rasanya tidak pantas memang aku mengerjakan ini , tapi ini jalan takdirku  keperjakaan harus rela ku lepas, malam itu aku merasa malu sekali, sedikit gerogi, karena aku harus melayani seorang bapak, tapi gerogi itu pun hilang dengan sendirinya. Setelah selesai melayani aku pun dibayar.
Lambat laun aku mulai menikmati pekerjaan ini, malam demi malam aku lalui penuh kesenangan bersama laki-laki hidung belang di rumah bordir dan kab malam, kesepian yang haus akan belaian. Mabuk-mabukan, pesta seks seolah jadi hal wajib bagi kami tidak perduli sampai jam berapa kami berpesta yang penting kami happy. Aku tak pernah perdulikan apa kata orang yang penting aku makan, uang kuliah terbayar dan tidak usah memikirkan membayar kosan, hingga suatu ketika aku merasa jenuh dan ingin bertobat dari pekerjaan hina ini namun hati nuraniku slalu menjerit dan meronta dan aku selalu berpikir bagaimana aku melepaskan pekerjaan hinaku seakan pekerjaan ini sudah mendarah daging membuat ku sulit untuk keluar. Hingga  suatu hari aku rindu pamanku, aku putuskan untuk pulang barang satu atau dua hari. Setibanya di rumah paman, aku menceritakan kisah hidup piluku. Pamanku yang sedari tadi mendengarkan cerita ku itu tidak kuasa  mendengarnya, sampai-sampai air matanya berlinang membasahi kedua pipinya.
            Melihat air mata pamanku aku tidak kuasa menahan kesakitan hati dan beban ini. mungkin tuhan telah mengirimkan teguran lewat air matanya. Setelah itu ,aku putuskan untuk tidak kembali lagi menggeluti propesi sebagai pelacur, mungkin ku sudahi saja petualangan hidupku, aku harus kembali kejalan tuhan dan memperbaiki semua kesalahan. Cukuplah sudah rasanya dosa yang ku buat pada tuhan, kini aku harus bertobat. Dengan tekad bulat aku mendatangi pak Ustad sekedar meminta petunjuk dan arahannya.
            Tiga bulan sudah aku menjalani hidup normalku, meski penuh caci maki tidak apalah asal air mata pamanku tidak menetes dan ridho tuahan slalu bersamaku. Selama di persinggahan ternyata Tante Mira seorang mucikari yang dulu pernah menampungku ingin mengajakku kembali kelembah kenistaan. Meskipun aku, sudah berbicara dengannya tetapi semua percuma Tante Mira tidak mau tahu aku harus ikut, malah tanganku dipegang dengan erat dan mau di masukan ke dalam mobil olehnya. Tetapi aku tidak berdiam diri, dengan tenaga seadanya aku meronta dan secara tidak sengaja Tante Mira aku jatuhkan dan kepalanya membentur batu. Setelah kejadian itu aku di masukan kedalam penjara dan di ponis selama 4 tahun.
Selama ini aku tidak pernah membayangkan akan masuk penjaran dengan cara teragis seperti ini. Dan aku masih belum tahu apakah aku akan berubah atau kah kisahku akan berlanjut di tempat ini, aku masih belum tahu semua aku serahkan kepada Tuhanku yang masa segalanya. Amien.

Arti Kesetiaan Cinta dan Pengorbanan

     Namaku Aldi Dwi Kusuma, aku bersekolah di SMA 2 Bandung usia ku 17 tahun kira-kira kelas 2 SMA, aku bersekolah disini sudah 3 tahun kurang. Pengalaman ku cukup lumayan banyak apalagi aku mempunyai pacar bernama Putri dia begitu cantik, baik hati, pintar terlebih dia adalah seorang Mantan Ketua Osis di sekolahnya, aku bahagia memmiliki pacar seperti dia karena memebuatku lebih bersemangat untuk bersekolah meskipun pacarku kini berbeda kelas, dia kelas 3 aku kelas 2. Awalnya aku sekelas dengannya tetapi dikarenakan waktu dulu aku pernah mengalami kecelakaan yang membuatku harus berhenti satu tahun dan ditambah dengan penyakit bawaan lahirku membuat sakit ku itu menjadi lama dan parah. Meskipun begitu pacarku begitu setia dan mampu mengerti keadaanku tersebut.
     Kini aku bersekolah kembali, setelah tertidur lama dari koma ku yang panjang karena kecelakaan itu. Kedatanganku kembali ke sekolah disambut dengan meriah dan hangat dengan teman-temanku yang begitu merindukanku terutama pacarku putri begitu bahagianya saking bahagianya dia sampai-sampai mencium keninggu hingga membuat suasana disana langung terdiam apalagi dengan raut muka para guru yang seakan percaya tidak percaya melihat hal tersebut tetapi suasana itu tidak mengganggu penyambutan tersebut. Tetapi ada satu yang membuat ku harus bersedih karena kali ini aku tidak bisa lagi sekelas dengan pacar dan teman-temanku meskipun begitu teman-teman slalu memberikan semangat untuk ku agar tetap bersabar dan tegar menghadapi cobaan tersebut. Kelas baruku itu adalah kelas 2-A, kelas ini pada waktu dulu adalah kelas dimana pertama kali aku menginjakan kaki dan awal mula mengenal dia, disinalah aku mengenal teman-teman baru meskipun aku telah mempunyai teman-teman dikelas terdahulu tetapi di kelas ini aku serasa menemukan sesuatu yang sidikit berbeda mungkin karena aku kembali bertemu dengan teman lama ku bernama Nenden Ayu Rahayu dia adalah adik kelasku ketika bersekolah di SMP, dia cantik, baik hati dan pintar bahkan dia adalah incaranku sewaktu SMP tetapi gagal karena sudah keduluan oleh temanku yang bernama Ridwan nama panggilannya Iwan singkat cerita ketika itu aku curhat kepadannya bahwa aku sedang jatuh cinta kepada seorang wanita tapi sayang aku malu wan. Hingga suatu ketika aku dipertemukan dengan pacar temanku tersebut yang membutku semakin tercengang dan sedih ternyata dia yang slalu ku idam-idamkan adalah teman pacarku, disitulah aku mulai melupakan dia dan aku tidak pernah menceritakan dia kembali kepada temanku iwan begitulah gambran perjalanan cintaku sewaktu SMP. Banyak yang menyedihkan tetapi dibalik semua itu aku masih mempunyai teman yang setia dan baik pula kepadaku yang seakan membuatku lupa apa yang telah ku alami. Waktu istirahat tiba aku pun kembali melanjutkan berbincang-bincang dengan dia di sebuah taman dibelakang sekolahku dan dia banyak bercerita yang mampu membuatku tertawa bahkan dia masih ingat kepdaku bahwa aku adalah kakak kelasnya dan dia mengetahui bahwa aku adalah teman mantan pacarnya yang dulu. Sampai-sampai waktu istirahat pun tidak begitu berasa dari perbincangan itu aku pun kembali mengenal sosok dia yang dulu ku kenal masih alami dan penuh aura yang membuatku dulu jatuh hati kepadanya. Jam pelajaran pun dimulai kembali. 
      Waktu pulang pun tiba, seperti biasanya aku pulang bersama pacarku bisanya sebelum pulang kami suka menyempatkan makan-makan bersama teman-teman dikantin depan sekolah makanan-makanan di kantin sekolah kami begitu beraneka ragam diantaranya Ada Baso cinta, Jus cinta, dan masih banyak yang lainnya kedua makanan tersebut adalah makanan yang kami sukai tertama pacarku begitu hoby jika kekantin pasti dia suka pesan baso tersebut. Didalam sela-sela berbincang dan makan-makan aku terpikir kembali ke Ayu disitu aku tersenyum sendiri hingga membuat teman-temanku menggoda dan meledek sejadi-jadinya membuat pipiku merah entah apa yang ada dipikir teman-teman aku sedang memikirkan putri sontak seketika itu putri pun pipinya merah, membuatku berasa tidak enak tetapi itulah salah satu kejailan teman-teman yang mampu membuatku berasa hidup didunia ini.
     Setelah makan-makan itu selesai kami semua pun pulang kerumah masih-masing. Seperti biasa aku pulang bersama putri dengan menggunakan kendaraan roda dua. Aku pun sampai dirumah untuk sejenak beristirahat di kamar sambil tiduran aku masih memikirkan dia perbincangan yang tadi membuatku meraskan perasaan yang sebelumnya tidak pernah ku rasakan selama berhubungungan dengan putri. Hari esok pun tiba seperti biasa aku bergegas pergi menuju sekolah setelah sampai gerbang sekolah aku pun melihat dia sedang berjalan sendirian dan akhirnya aku temani dia ketika aku sedang berjalan berdua dengan dia tidak di sengaja aku bertemu dengan pacarku sontak seketika itu aku kikuk tetapi sebelum dia berbicara aku langsung potong saja, dalam pertemuan itu aku kenalkan dia ke pacarku dan aku menjawab dia adalah teman bahkan adik kelasku semasa SMP, tetapi tatapan mata pacarku sedikit sinis dan untungnya bel pun berbunyi akupun sedikit lega……..
      Pelajaran pertama pun dimulai, kalau tidak salah waktu itu ketika pelajaran Bu Tirta dia adalah guru bahasa Indonoesia, guru yang begitu baik dan sangat pengertian terhadap kami muridnya. Di sela-sela pelajarannya ibu guru Tirta suka membuat lelucon yang terkadang membuat kami tertawa dan berasa nyaman untuk belajar. Dan di sela-sela pelajaran Ibu Guru Tirta dia atau Ayu melihatku dan sedikit berkata teryata kamu sudah punya pacar ya kirain belum, sontak seketika itu muka ku merah hingga membuat ibu guru menanyaiku dengan rasa hati yang tidak karuan aku menjawab tidak kenapa-kenapa bu hanya sedikit kurang sehat badan saja, hingga membuat teman-temanku tertawa ditambah dia ikut tertawa membuat hari itu berasa telah kimat saja saking malunya. Selang beberapa menit bel istirahat pun tiba, aku pun langsung bergegas ke kantin tidak disangka-sangka ketika aku dan dia sedang makan-makan di sela-sela itu pacarku melihat aku sedang berdua bersamanya tetapi pacarku tidak langsung mendatangiku hanya melihat dari kejauhan……..
      Bel pulang pun telah berbunyi sekolah pun akhirnya bubaran seperti biasa aku dan pacarku pulang bersama tetapi didalam perjalanan itu pacarku memasang muka kusut dan agak sedikit marah hingga membuat ku bingung dan bertanya kepadanya tetapi dia tidak menjawab malah semakin diam seribu bahasa membuatku semakin bertanya-tanya, selang beberapa menit kita tidak saling berbicara hingga pada akhirnya dia pun berkata dan hal yang paling awal dia tanyakan adalah mengenai kedekatan aku dan dia yang membuat dia cemburu dan menanyakan nama dia meskipun tadi pernah bertemu tetapi karena bel sudah berbunyi membuat mereka belum sempat berkenalan. Kemarahan pacarku adalah mempertanyakan kedekatan aku dan dia teman lamaku itu tetapi aku jawab kehawatiran-kehawatiran itu dengan santai dan tenang, bahwa aku dan dia adalah teman saja tidak lebih. Dan beralibi seribu cara akhirnya dia percaya.
        Seminggu pun berlalu aku dan dia semakin dekat di belakang pacarku aku dan temanku itu berpacaran tanpa sepengetahuan pacarku tersebut, awalnya aku akan setia dengan pacarku tetapi setelah mendengar cerita dari mamahnya Ayu, bahwa dia memiliki penyakit jantung menurut dokter umur dia tidak akan lama lagi hanya tinggal menghitung bulan saja. Dari situlah mamahnya menitipkan dia kepadaku untuk slalu membuat dia bahagia karena mamahnya dengan aku cukup kenal dekat Karena dulu rumah mamahnya dari rumah ku hanya beberapa meter saja bahkan mamahnya dia cukup baik dengan keluarga ku dan dari situlah hatiku semakin dilema satu sisi aku mempunyai pacar dan di satu sisi lagi aku mengemban amanat dari mamahnya ayu. Dari situlah aku putuskan untuk bisa membahagiakan ayu tetapi dengan cara berpacaran dibelakang putri. 7 bulan pun aku bersama ayu membahagiakan dia dengan cara aku membawa dia jalan-jalan dan segalanya aku curahkan kepada dia hingga membuat dia nyaman dan kerasan bersamaku hingga malapetaka itu terjadi ketika aku sedang berjalan-jalan salah seorang teman putri melihat aku sontak seketika setelah mendengar cerita temannya tersebut putri marah dan menemui ayu kemudian memarahi ayu sejadi-jadinya bahwa dia telah merebut pacarnya dan akhirnya aku memisahkan kedua pacarku tersebut disitulah pacarku yang pertama menanyakan apakah aku mempunyai hubungan sepesial dengan dia dan aku terdiam tidak bisa berbicara hingga akhirnya aku berbicara dan mau jujur aku harus menghargai ayu mengingat perkataan mamahnya aku berkata seadanya bahwa aku mencintai ayu dan aku telah berpacaran dengan dia sontak pacarku marah dan menggampar aku lalu pergi dengan berlinang air mata hingga teman-temanku yang dulu tidak menyangka bahwa aku akan berbuat sekejam itu, dalam hati berkata “ Maapkan aku sayang bukan maksud hati ingin membuatmu kecewa tetapi ini adalah sebuah jalan yang harus kita lalui bersama meskipun ku tahu kau sakit mendengarnya, tetapi maapkanlah aku ”.
      Tiga hari pun berlalu, aku pun masuk sekolah dengan begitu malunya karena banyak cacian dan olokkan membanjiri telingaku tetapi aku terima dengan lapang dada. Begitulah selama tiga hari aku mengalami hal yang paling memahitkan dalam hidupku di sela-sela keterpurukan ku aku juga mendapat kabar bahwa ayu sedang dirawat dirumah sakit dan ketika aku menjengguknya hatiku semakin sakit bagaikan tercabik-cabik ku tahu dia telah meninggal dunia, tetas air mata seorang lelaki terlihat begitu menyentuh kalbu ini hingga mamaku dan mamanya menitikan air mata dan mamaku yang paling tahu bagaimana kronologi kejadinanya.
     Seminggu setelah kematian itu aku masih bersedih dan masih mengingat masa-masa kebersamaan kita, tetapi hati dalam begitu bahagia karena setidaknya sebelum dia telah tiada aku telah memeberikan kebahagiaan yang membuat dia sedikit tersenyum dan membuat dia seakan tidak memiliki penyakit tersebut. Dan dari satu sisi lainnya aku telah kehilangan keduannya yang membuat ku masih bersedih, kesedihanku semakin menjadi ku tahu pacarku yang dulu putri telah memiliki pacar baru itu membuat aku semakin jatuh hingga dalam pikirku apakah aku salah telah memilih dia tetapi mungkin ini salah ku tidak berterus terang dan berbicara dengan dia apa yang ku alami ini.
      Hingga suatu ketika kejadian yang tidak di inginkan terulang kembali sehabis pulang dari sekolahnya, dia mengalami kecelakaan yang hebat hingga bagian kepalanya terbentur kejalan mengakibatkan robek dibagian kepalanya kemudian kedua tangan dan kakinya patah sehingga ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit nyawanya tidak bisa tertolong lagi.
    Akhirnya mamahnya Aldi menceritakan kenpa dulu Aldi lebih memilih Ayu. Setelah mendengar ceritanya sontak putri sangat menyesal bahkan dia merasa terpukul karena dulu tidak mendengar penjelasan dari Aldi pacarnya malah dia mencari pacar baru yang membuat Aldi terpukul setelah kehilangan Ayu harus kehilangan Putri juga.

Sabtu, 18 Februari 2012

Singkatnya Waktu

Waktu telah tiba 
Datang untuk kita rasa
Tersasar itu dulu kala 
Hanya sekedar bernapas tak meliahat dunia luas

Terpaku demi satu bunga
Buat ku terlena lupa akan bunga yang lainnya
Hingga bunga hilang terhisap sang lebah yang lain
Ahirnya bunga hatiku yang aku nanti mati dan layu dihatinya

Kini waktu telah berkata
Derita dari dilema cinta harus ku rakhiri
Semua harus ku terima meski hati tak rela
Namun ini jalan terbailk dari segala yang terbaik

Dan kini aku sambut bunga yang baru
Hilangkan bunga lama semoga kau bahagia
Disisi pilihan hati yang kau nanti tentu bukan aku
Kini aku melangkah tetap sehati aku dan kau tetap teman.