Minggu, 25 Maret 2012

Tugas ke 2 ISBD

Menurut Ustad Usep, marbot masjid AL- Istiqomah.

Alam dibedakan menjadi 2, yaitu:
Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak. Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut. “Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”. “Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.
Kita harus beriman kepada yang ghaib. “Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)”. Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah merupakan ujian bagi manusia selama dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman kepada Allah, Hari Akhir, surga, neraka, pahala akhirat dan sebagainya – yang mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya.

Malaikat
Malaikat merupakan tentara-tentara Allah yang ditugaskan untuk urusan-urusan tertentu. Diantara malaikat-malaikat Allah kita mengenal antara lain malaikat yang sepuluh, delapan malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-malaikat yang ditugaskan untuk menolong orang-orang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9).
Sifat-sifat malaikat :
1)Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1), kecuali Jibril - yang merupakan malaikat yang paling besar -  memiliki 600 atau 700 sayap (Shahih Al-Bukhari). 
2)Suka berkumpul di majelis-majelis dzikir / ilmu sembari memohonkan ampun bagi yang ada disitu dan mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai tanda ridha. 
3)Merupakan tentara-tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat (membangkang) atas perintah Allah kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka. 
4)Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum. 
5)Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar yang diharamkan. 
6)Menyukai tempat-tempat yang bersih.

Jin
Jin dan manusia yang dua makhluq Allah yang dibebani dengan syariat agama, sehingga dikenai pahala dan siksa. Semua jin bisa meninggal dunia kecuali Iblis dan keturunannya yang ditangguhkan kematiannya sampai Hari Kiamat. Iblis dahulunya juga jin tetapi setelah menolak sujud kepada Adam atas perintah Allah, ia beserta keturunannya dilaknat oleh Allah. Jadi Iblis dan keturunannya kafir seluruhnya, berbeda dengan jin yang terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang kafir ini sering juga disebut sebagai syaithan karena memiliki sifat yang serupa. Disamping itu, istilah syaithan juga dipakai untuk manusia yang memiliki sifat-sifat syaithan. Adapun jin yang muslim, sebagaimana manusia, ada yang benar-benar taat dan ada pula yang suka berbuat maksiat.
Syaithan dan jin menikah, makan, dan juga minum. Keduanya tingal di alam yang tidak terlihat oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia. Tetapi jika mereka menampakkan diri di alam tampak dalam wujud alam tampak maka manusia bisa melihat mereka.
Syaithan dan jin yang ingkar menyukai tempat-tempat yang kotor dan juga rumah-rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an didalamnya dan rumah-rumah yang penghuninya tidak pernah berdzikir kepada Allah.

Qarin (Pendamping) Manusia
Allah telah menetapkan bahwa setiap manusia didampingi oleh seorang malaikat (yang senantiasa mengajak kepada kebaikan) dan seorang jin kafir (yang senantiasa mengajak kepada keburukan). Semua jin yang menjadi qarin manusia adalah kafir kecuali jin qarin Rasulullah yang telah diislamkan oleh Allah.

Interaksi antara Jin dan Manusia
1)Dari sisi penciptaan, manusia lebih baik dan lebih mulia daripada jin. “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan (QS At-Tiin)”. “Dan sungguh Kami telah memuliakan keturunan Adam (manusia) … (QS Al-Isra’)”.   
2)Rasul-rasul Allah adalah dari kalangan manusia. Tetapi jin tetap bisa mendengarkan dakwah mereka karena jin bisa melihat dan mendengarkan mereka dari alam mereka.  
3)Dalam syariat Nabi Muhammad saw, kita dilarang untuk meminta perlindungan dan meminta pertolongan kepada jin, meskipun dalam perkara kebaikan. “Dan terdapat sekelompok manusia yang meminta perlindungan kepada sekelompok jin sehingga para jin itu menjadi semakin congkak (QS Al-Jin)”.    4)Islam mengharamkan pernikahan antara jin dan manusia.

Pintu-Pintu Penyebab Campur Tangan Jin di Alam Manusia
Faktor-faktor penyebab campur tangan dan gangguan jin di alam manusia melalui berbagai pintu, antara lain:
a. Pintu kelemahan kondisi psikologis (kejiwaan) seperti : Perasaan takut sekali, sedih sekali, marah sekali, kelalaian hati dari zikrudllah  dan semacamnya
b. Pintu memperturutkan hawa nafsu di tengah maraknya berbagai kemaksiatan.
c. Pintu bid'ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di tengah - tengah masyarakat.
d. Pintu dunia perdukunan, peramalan dan sejenisnya.
e. Pintu dunia beladiri dan olah kanoragan dengan menggunakan tenaga dalam.
f. Pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya.
g. Pintu dunia pengobatan alternatif supranatural.
h. Kencederungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik dan misteri.

Untuk bisa menjaga diri dari gangguan mahluk harus kita harus memperbanyak:
Perisai Diri
1. Secara umum, jagalah ketaatan dan jauhi kemaksiatan.
2. Peliharalah sholat fardhu dan juga sholat-sholat nafilah, khususnya sholat rawatib, qiyamul lail (minimal witir) dan sholat dhuha.
3. Perbanyaklah membaca Al-Qur'an setiap hari, khususnya pada malam hari, dan lebih afdhal jika disertai dengan membaca terjemah tafsirnya untuk tadabbur.
4. Persempitlah jalan syaithan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal  tiga hari setiap bulan.
5. Basahi lidah  dan bibir dengan banyak berdzikir, baik dzikir secara khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu maupun dzikir secara umum seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan lain-lain.
6. Jagalah wirid dzikir pagi dan petang dengan Al-Ma'tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
7. Bekali diri dengan ilmu yang shahih berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai manhaj as-salaf ash-shalih, dengan banyak membaca, konsultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara manhaji, dan lain-lain; khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnafs, tafsir Al-Qur'an, dan Al-Hadits.
8. Jauhilah kebiasaan melamun dan mengkhayal, serta hindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani sampai membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, putus asa, dan lain-lain.
9. Pertahankan diri selalu berada di tengah lingkar pertemanan dan kebersamaan islami yang istiqamah.
10. Sering-seringlah bermuhasabah diri diikuti taubat dan istighfar.
11. Usahakan selalu dalam keadaan suci (berwudhu).
12. Tidurlah secara islami (sesuai Sunnah), dengan cara :
a.Niat (tidur dengan sengaja).  
b.Berwudhu.
c.Membersihkan dan merapikan tempat tidur.
d.Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali.
e.Membaca Ayat Kursi dan dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah.
f.Mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut, meniup, dan membaca surat-surat: Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas, lalu mengusapkan pada anggota badan semerata mungkin. Dan ini dilakukan tiga kali.
g.Membaca doa tidur.
h.Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan.
i.Jika bermimpi buruk hendaklah :
1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali.     
2) Berta'awwudz.  
3) Mengubah posisi tidur.      
4) Tidak menceritakannya.
5) Lebih baik jika bangun, berwudhu, lalu sholat.
j. Membaca doa bangun tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar